Kamis, 15 September 2011

KARYA TULIS ILMIAH



 GAMBARAN PERAN BIDAN DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI PUSKESMAS RAWAT INAP WILAYAH MANADO


Karya Tulis Ilmiah





Oleh

Evhy Rachmat
NIRM : 0802036


Kepada


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
Mei 2011


Halaman persetujuan
Usulan penelitian
GAMBARAN PERAN BIDAN DALAM PEMEBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS RAWAT INAP WILAYAH KOTA MANADO

Yang diajukan oleh
EVHY RACHMAT
NIRM 0802036

Telah di setujui oleh


Pembimbing I


Sandra Tombokan S.Sit, S.Pd, M.Kes                       Tanggal,………………….
                     NIP. 19740131 1992 03 2001






                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   


                                                                                    Pembimbing II 
Dr. Suyanto Yusuf                                                    Tanggal,…………………
ii
 
                       NIDN : 0901017600-001


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Gambaran Peran Bidan dalam pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Rawat Inap Kota Manado 2011”.  Dalam pembuatan karya tulis ini tidak lepas dari kesulitan serta hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya karya tulis ini selesai pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1.    Dr. Suyanto Yusuf, selaku Ketua Stikes Muhammadiyah Manado dan Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran dalam pembuatan karya tulis ini.
2.    Berthina Hermien Korah, Spd,Mkes, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Stikes Muhammadiyah Manado
3.    Sandra Tombokan S.Sit, S.Pd, M.Kes, selaku Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dalam meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran yang sangat berarti bagi penulis dalam pembuatan karya tulis ini.
4.    Agus A laya M kes, Selaku Ketua Pembantu I Stikes Muhammadiyah Manado.
5.    I Made Rantiasa, Selaku Ketua Pembantu II Stikes Muhammadiayah Manado.
6.    Ibunda dan Ayahanda tercinta atas segala do’a dan dukungan baik materi maupun moril yang sangat berarti dalam menempuh pendidikan Kebidanan di STIKES MUHAMMADIYAH MANADO, serta kedua adikku yang kusayangi yang telah memberi penyemangat buat penulis.
7.    Riri schu, Dona memah, Yeni soleman, Nurdian Hj Djalil, Nasry essing, dan teman –teman yang tidak penulis cantumkan satu persatu yang telah membantu dalam terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini,
8.    Albar busman atas segala doa dan dukungannya sehingga menjadi penyemangat buat penulis.
9.    Responden yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan isinya.  Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini berguna bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Manado, 22 Agustus 2011
Penulis






Evhy Rachmat. 2011. Gambaran Peran Bidan  dalam pemberian Asi Eksklusif di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado.(Dibimbing oleh Sandra Tombokan, S.Sit, Sp.d , M. Kes sebagai pembimbing I dan dr. Suyanto Yusuf sebagai pembimbing II).
ABSTRAK
Bidan sebagai orang pertama yang melakukan pertolongan pertama pada persalinan mempunyai tanggung jawab pokok terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, harus mampu menerapkan pemberian ASI Eksklusif. Peran bidan sebagai pelaksana dalam pemberian ASI Eksklusif antara lain mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, pemberian ASI segera setelah lahir, menghindari penggunan dot, kebutuhan nutrisi saat menyusui dan managemen laktasi. Sedangkan peran bidan sebagai pendidik dalam pemberian ASI Eksklusif diantaranya adalah bidan mampu memberikan penyuluhan dan pemahaman terhadap ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif sehingga ibu menyadari serta prospek dalam menyusui bayinya (Purwanti, 2004). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi hanya diberi ASI saja secara ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu di beri makanan padat pendamping ASI yang cukup dan sesuai,sedangkan ASI tetap di berikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Roesli, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran bidan sebagai pelaksana dan pendidik dalam pemberian ASI Eksklusif
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan kepada 25 responden. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pembagian daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap responden. Kemudian data dioleh secara mnual menggunakan kalkulator kemudian disajikan dalam bentuk digram distribusi frekuensi.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu Peran Bidan Sebagai Pendidik bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif sudah dapat didistribusikan dalam kategori baik dengan 18  responden (72%),  cukup responden 2 (8%) dan kurang 5 responden (20%) dari 25 responden. Dan hasil yang diperoleh sudah dapat didistribusikan dalam kaegori cukup dengan. baik 8 responden (32%),  cukup responden 12 (48%) dan kurang 5 responden (20%) dari 25 responden, Hasil yang di dapat menunjukkan bidan Melakukan Perannya sebagai pendidik dan pelaksana.
Dapat disimpulkan bahwa peran bidan dalam pemberian ASI Eksklusif sudah baik, tapi masih ada cukup melakukan perannya dalam pemberian ASI Eksklusif Disarankan agar perlu dtingkatkan kepedulian tentang pemberian ASI Ekskusif.
Kata Kunci: Peran, Bidan, ASI (Air Susu Ibu) Ekslusif



BAB I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
          Angka kematian bayi (AKB) merupakan semua kejadian yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan hidup per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2003). Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain, berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2002/2003 angka kematian bayi (AKB) berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup. Sekitar 9,8 persen dari 184 ribu bayi lahir pertengahan tahun 2010 (Anonim, 2008).
          Di Sulawesi Utara jumlah bayi yang mendapatan ASI Eksklusif sangat rendah, jumlah bayi usia 0-6 yang tidak mendapat ASI Eksklusif pada tahun 2010 sebanyak 46.244 bayi dan yang mendapat ASI Eksklusif sebesar 16.164 bayi. Cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2010 adalah sebesar 19,2 persen. Rendahnya cakupan ASI eksklusif disebabkan ketidaktahuan ibu akan gunanya ASI, gencarnya iklan susu formula, kurang trampilnya petugas kesehatan pada kebutuhan ibu dan bayi tentang manajemen laktasi (Anonim, 2009).
         Meskipun usaha untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif sangat gencar dilakukan tapi pemberian ASI di Indonesia masih memprihatinkan. Hal tersebut tergambar dari cakupan pemberian ASI ekslusif 6 bulan hanya 39,5% dari keseluruhan bayi dan terdapat peningkatan pemakaian susu formula sampai 3 kali lipat antara 1997-2002. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2008 - 2009 bayi dibawah usia empat bulan yang diberi ASI ekslusif hanya 55% sementara itu pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 2 bulan hanya 64% pada bayi berusia 2-3 tahun dan 14% pada bayi 4-5 bulan (Meutia, 2008).
        Bidan sebagai orang pertama yang melakukan pertolongan pertama pada persalinan mempunyai tanggung jawab pokok terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, harus mampu menerapkan pemberian ASI Ekslusif (Purwanti, 2004).
       Salah satu alasan pemberian ASI Eksklusif yang tidak berhasil adalah bidan yang memisahkan bayi dan ibunya begitu dilahirkan,dan kurang pedulinya ibu yang mempunyai karir memberikan ASI Eksklusif karena kurangnya informasi tentang pemberian ASI Perah (Meutia, 2006)
        Pemberian ASI secara ekslusif dapat mencegah kematian balita 13 %. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6 % sehingga ASI ekslusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI .>2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat mencegah kematian balita sebanyak 19 %  (Rusli2004).
        Berdasarkan  hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Gambaran Peran Bidan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Manado.
  1. Rumusan Masalah
         Dari latar belakang dapat masalah : “ Bagaimanakah Gambaran Peran bidan Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Manado?
  1. Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
Mengetahui gambaran peran bidan dalam pemberian ASI Eksklusif.
2.  Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran peran bidan sebagai pelaksana dalam pemberian ASI Eksklusif.  
b. Mengetahui gambaran peran bidan sebagai pendidik dalam pemberian ASI Eksklusif.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bagi Institusi
              Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas  wawasan mahasiswa jurusan kebidanan.
2. Manfaat Praktis
 Bagi Peneliti
         Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman peneliti mengenai peran bidan dan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.  Tinjauan Umum Tentang Peran
1      Pegertian Peran.
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status (Anonim, 2008).
2      Faktor yang mempengaruhi penyesuaian peran.
a.    Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.
b.    Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.
c.    Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang diemban.
d.   Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
3      Struktur Peran.
Struktur peran terbagi menjadi dua bagian yaitu :      
a.    Peran formal (peran yang tampak jelas)
Yaitu peran yang bersifat eksplisit atau instrumental sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen.
b.    Peran informal (peran tertutup)
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak tampak ke permukaan dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional individual dan untuk menjaga keseimbangan (Anonim, 2008).
  1. Tinjauan Umum Tentang Bidan
 Bidan adalah orang yang pertama yang melakukan penyelamat kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Pada saat ini pengertian bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan,yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (Tadjuddin, 2008).
  Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat – daruratan  (Tadjuddin, 2008).
C.  Tinjauan Umum Tentang Peran Bidan.
1.    Peran Sebagai Pelaksana.
Sebagai pelaksana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu :
a.  Tugas Mandiri
1)  Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
3)Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
5) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
a )    Klinik laktasi
Bidan dapat bertemu langsung dengan pasangan ibu dan bayi, memeriksa bayi secara menyeluruh, memeriksa buah dada ibu, dan melakukan pengamatan dengan seksama cara menyusui bayinya. Dengan demikian dapat diketahui segala masalah pasangan ibu dan bayinya sehingga dapat diberikan penanggulangan yang sesuai termasuk perbaikan gizi ibu guna keberhasilan laktasi. Kalau perlu dilakukan kunjungan rumah oleh bidan. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan  pelayanan keluarga bercncana.
b)  Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem  reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
c) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
b.  Tugas Kolaborasi Kerjasama.
1)    Menerapkan  manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2)      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3)    Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko tinggi dan dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan  kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
4)   Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
6)  Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi yang  mengalami komplikasi atau kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi yang melibatkan keluarga.
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk.
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan keadaan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5)  Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
d. Peran sebagai pengelola
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor   lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan wilayah kerjanya.
e.    Peran sebagai pendidik.
1) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
     2) Memberikan layanan konsultasi
Walaupun sudah dipersiapkan dengan baik serta ditambah pelayanan   pascanatal yang sesuai, masih sering timbul masalah menyusui yang perlu ditanggulangi agar laktasi dapat dipertahankan. Anggota Tim Manajemen Laktasi (TML) akan menjawab serta memecahkan masalah mengenai pemberian ASI Eksklusif melalui konsultasi yang bila perlu akan dilanjutkan kunjungan rumah
f.   Peran sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok (Tadjuddin,2008).
  1. Tinjauan Umum Tentang ASI ( Air Susu Ibu )
1.    Pengertian ASI (Air Susu Ibu)
ASI (Air Susu Ibu)  merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
             ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila Sakit (Hubertin, 2004)
2.    Komposisi ASI (Air Susu Ibu)
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebh dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
a)    Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
b)   Protein
Protein dalan ASI  berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
c)    Lemak
   Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.

d)   Laktosa
Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber 
energy meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
e)    Zat Besi
Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi.
f)    Taurin
berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi.
g)   Laktobacilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.
h)        Laktoferin.
sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
i)          Lizozim
Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot.
3.    Manfaat ASI bagi bayi :
a)    ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi dengan komposisi nutrisi yang sesuai dengan perkembangannya
b)   Masih mudah dicerna oleh bayi.
c)    Jarang menyebabkan konstipasi.
d)   Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah dicerna dan diserap.
e)    ASI mengandung zat kekebalan tubuh.
f)    ASI meningkatkan kecerdasan otak.
g)   ASI Eksklusif akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka dewasa.
h)   ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran kencing dan juga resiko kematian bayi mendadak.
i)     Meningkatkan jalinan kasih saying (Suririnah, 2008).
E .Tinjauan Umum Tentang ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Bayi hanya diberi ASI saja secara ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu di beri makanan padat pendamping ASI yang cukup dan sesuai,sedangkan ASI tetap di berikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Roesli, 2004).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI eksklusi selama enam bulan. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi (Anonim, 2007).
Tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian ASI pada bayi. Jadi, ibu  harus  siap  setiap saat bayi membutuhkan ASI. Akibatnya, jika ibu diharuskan  kembali  bekerja  penuh  di  luar rumah  sebelum  bayi  berusia enam bulan, pemberian ASI eksklusif ini tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Kendati demikian, hal itu tidak berarti kesempatan ibu yang bekerja untuk memberi ASI eksklusif kepada bayinya hilang sama sekali. Selain diberikan secara langsung, yakni dengan menyusui si kecil, ASI juga dapat diberikan secara tidak langsung dengan cara memberikan ASI perah. (Soetjiningsih, 2000).
a.    Manfaat pemberian ASI ekslusif
     Berikut ini adalah beberapa manfaat pemberian ASI Ekslusif pada bayi:
a)      Meningkatkan sistem imun dan pertahanan tubuh terhadap infeksi
b)      Sistem imun bayi belum sepenuhnya berkembang hingga usia 2 tahun. ASI (Air Susu Ibu) mengandung sel darah putih yang lebih dari cukup yang disalurkan kepada anak, yang dapat melawan infeksi virus, bakteri, dan parasit di usus.
c)      ASI mengandung faktor-faktor yang meningkatkan respon imun pada imunisasi polio, tetanus, dipteri, dan influenza.
d)     Pemberian ASI mengurangi terjadinya beberapa penyakit dari infeksi yang parah termasuk infeksi sistem saluran pernafasan, infeksi telinga, bakteri meningitis, penumonia, infeksi saluran urin, dan sangat meminimalkan terjadinya diare pada anak-anak.
e)      Bayi yang disusui memiliki risiko yang lebih rendah terhadap sindrome kematian bayi mendadak.
f)       Anak-anak yang disusui sebagian besar memiliki risiko yang minim dari beberapa bentuk kanker yang menyerang anak-anak, seperti penyakit Hodgkin dan leukimia.
g)      Menyusui dapat menurunkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol di kemudian hari.
h)      ASI mengandung anti-pencetus peradangan yang meminimalkan risiko terjadinya penyakit pencernaan seperti penyakit Chron dan Ulcerative colitis.
i)        Terjadinya asma dan eksim lebih rendah pada anak-anak yang secara ekslusif disusui sedikitnya selama 4 bulan, khususnya pada keluarga dengan risiko tinggi terhadap alergi terhadap penyakit (Soetjiningsih, 2000).
F. Kerangka Konsep Penelitian



 








                                                                                 



Keterangan :


 

                                                Varabel yang diteliti

                                                 Variable yang tidak di teliti


Gambar 1. Kerangka Konsep Gambaran Peran Bidan Dalam Pemberian Asi      Eksklusif Di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Manado.


BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. (Nursalam, 2003). Jenis peneltian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau  tentang peran bidan dalam pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Wilayah Kota Manado.
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan bersifat monovariabel yaitu Gambarkan peran petugas kesehatan dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado.
C. Definisi Operasional
1.      Peran Bidan sebagai pelaksana dalam pemberian ASI Eksklusif adalah mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, pemberian ASI segera setelah lahir, hindari penggunaan dot, dan kebutuhan gizi saat menyusui.
2.      Peran Bidan sebagai pendidik adalah bidan dalam pemberian ASI Eksklusif adalah mampu memberikan penyuluhan dan pemahaman terhadap ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif sehingga ibu menyadari dan merasakan bahagia serta prospek dalam menyusui bayinya.
D. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1.  Lokasi
Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Pusekesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado  diantaranya :
a. Puskesmas Bahu.
b. Puskesmas Kombos.
c. Puskesmas Tuminting.
d. Puskesmas Ranotana Weru.
e. Puskesmas Ranomuut.
2. Waktu penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2011
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam  penelitian ini adalah semua bidan yang berada di Puskesmas Rawat Inap Kota Manado yang berjumlah 25 orang. Apabila populasi kurang dari 100 orang semua bisa diambil menjadi sampel, selanjutnya jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20 sampel.
2. Sampel
Sampel adalah terdiri dari bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2003). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi berjumlah 25 responden.
F . Instrument penelitian
              Istrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan berupa formulir yang diajukan secara tertulis, dimana interver dan responden tinggal memberikan jawaban dengan tanda tertentu (Notoatmojo,2002).
Kuesioner yang di gunakan yaitu kuesioner dengan pilihan jawaban Ya atau tidak dimana pertanyaan yang diberikan oleh peneliti telah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai keinginanya. Ketentuan untuk pernyataan jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 (Arikunto, 2002).
G. Tehnik pengumpulan data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang Data Primer.
      1.   Data Primer
     yang dikumpulkan adalah data primer yang didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner yang  di berikan kepada bidan.
      2.  Data Sekunder
 Data yang diperoleh dari buku register dari Puskesmas rawat inap yang ada di Wilayah Kota Manado.
H.    Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian ini adalah sebagai berikiut :
1.   Tahap Persiapan.
a.     Mendapatkan masalah sebagai subjek penelitian melalui fakta, data dan
 informasi dari berbagai media massa dan instasi yang lain.
b.    Survey pendahuluan di lokasi penelitian.
c.     Pengajuan judul.
d.    Penggumpulan literature dan mencari data / informasi memlalui internet
e.     Menyusun proposal.
f.     Seminar proposal.
2.   Tahap Peaksanaan
a.    Pengumpulan data.
b.    Pengolahan data.
c.    Analisa data.
I. Analisis Data
            Setelah data terkumpul, diperiksa kelengkapannya kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan teknik kuantitatif. Data hasil lembar kuesioner yang telah diisi, ditabulasi dan diberi skor :
Benar     =       1
Salah      = 0
Selanjutnya  seluruh jawaban dijumlah dengan rumus :


Keterangan :
P = Angka persentane
f = Frekuensi
n = jumlah pertanyaan 
(Sudijono, 2004)
3.  Cara penilaian dengan skor :
a.    Pengetahuan dikatakan baik jika responden menjawah dengan persentase nilai 76- 100%.
b.    Pengetahuan dikatakan cukup jika responden menjawab dengan persentase nilai 56-75%.
c.    Pengetahuan dikatakan kurang jika responden menjawab dengan persentase nilai < 56% (Arikunto, 2002).

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.       Hasil Penelitian
1.         Gambaran umum lokasi penelitian
Daerah penelitian adalah di Puskesmas Rawat Inap Kota Manado :
a.    Puskesmas Bahu Malalayang Manado
1)      Letak geografis.
2)      Wilayah kerja Puskesmas Bahu terdiri dari :
a )     Kelurahan Bahu
b )    Kelurahan Kleak
c )    Kelurahan Batu Kota
d )   Kelurahan Winangun I
e )    Kelurahan Winangun II
f )     Kelurahan Malalayang I Timur
g )    Kelurahan Malalayang I
h )     Kelurahan Malalayang II Barat
i )      dan Kelurahan Malalayang II
3)      Luas Wilayah Kecamatan Malalyang : 16,80 km 2,
4)    batas-batas Kecamatan Malalayang yaitu:
a )       Sebelah utara                        :    Kecamatan Sario
b )       Sebelah timur                       :    Kecamatan Pineleng
c )       Sebelah selatan                     :    Kecamatan Pineleng
d )      Sebelah barat                        :    Laut Manado
5)      Tenaga Kesehatan
Puskesmas Bahu memiliki tenaga kesehatan sebanyak 36 orang, di antaranya :
a )          Dokter Umum        :  4   orang
b )          dokter gigi              : 1    orang
c )          Perawat                   : 17  orang
d )         bidan                       : 7    orang
e )          Gizi                         : 1    orang
f )           Farmasi                   : 1   orang
b.      Puskesmas Ranotana Weru.
1)       Letak geografis
Batas batas wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru sebagai berikut :
a )    Sebelah utara wilayah kerja Puskesmas Sario
b )    Sebelah utara dengan wilayah kerja Puseksmas Bahu
c )    Sebelah Timur dengan Wilayah kerja Puskesmas Teling atas
d )   Sebelah barat dengan wilayah kerja Puskesmas Bahu
2)      Pusat kesehatan masyarakat Ranotana Weru Kecamatan Wanea membawahi 5 Kelurahan yaitu :
(a)    Kelurahan Karombasan Utara
(b)   Kelurahan Karombasan Selatan
(c)    Kelurahan Ranotana Weru
(d)   Kelurahan Pakowa
(e)    Kelurahan Bumi Nyiur
3)      Ketenagaan
Jumlah ketenagaan Puskesmas Ranotana Weru Tahun 2010 berjumlah 37 orang, yaitu terdiri atas :
(a)    Dokter Umum             :     2 orang
(b)   Perawat gigi                :     3 orang
(c)    Perawat                       :     17 orang + 1 orang di kamar bersalin
(d)   Bidan                          :     6 orang
(e)    Tenaga                         :     1 orang
(f)    Asisten Apoteker        :     2 orang
(g)   Sanitasi                        :     3 orang
(h)   Tata usaha                   :     1 orang
c.    Puskesmas Ranomut
1)   Letak Geografis
a )    Pengenalan wilayah
Puskesmas Ranomut Terletak di terletak di kelurahan Perkamil   Lingkungan I kecamatan Tikala Kota Manado, Puskesmas Ranomut Mempunyai Wilayah Kerja sebagai berikut :
(1 )       Kelurahan Dendengan Luar
(2 )       Kelurahan Paal Dua
(3 )       Kelurahan Kairagi Weru
(4 )       Kelurahan Ranomut
(5 )       Kelurahan Perkamil
(6 )       Kelurahan malendeng
b)       Batas – Batas wilayah kerja Puskesmas Ranomut
(1)      Sebelah Utara              : Wilayah Kerja Puskesmas Kombos
(2)      Sebelah Timur             : Wilayah Kerja Puskesmas Paniki
(3)      Sebelah Barat              : Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
(4)      Sebelah Selatan           : Wilayah Kerja Puskesmas Tikala
c)         Luas Wilayah
(1 )    Dendengan Lua          : 45,06 ha
(2 )    Paal Dua                      : 220    ha
(3 )    Kairagi Weru               : 111    ha
(4 )    Ranomut                     : 75      ha
(5 )    Perkamil                      : 1,90   ha
(6 )    Malendeng                  : 1,90   ha

d)        Ketenagaan
(1)            Dokter                                              : 4 orang
(2)            Sarjana Kesehatan Masyarakat        :  1 orang
(3)            Sarjana Keperawatan                       :  2 orang
(4)            Bidan                                               :  4 orang
(5)            Perawat                                             :  10 orang + 1 orang dikamar
                                                                       Bersalin
(6)             AKPER                                           :  2 orang
(7)             Perawat Gigi                                                :  3 orang
(8)             Tenaga Gizi                                      :  1 orang
(9)             Akademi Gizi                                  :  1 orang
(10)         Tenaga Farmasi                                :  1 orang
(11)         Tenaga Sanitasi                                :  3 orang
(12)         Pekarya Kesehatan                          :  1 orang
(13)         Jumlah tenaga seluruhnya                : 33 orang
(14)         Jumlah kader posyandu                   : 104 orang
(15)         Jumlah Dukun Bayi                         : 43 orang
e)         Sarana dan prasarana kesehatan
(1)      1 Puskesmas
(2)      4 Puskesmas Pembantu
(3)      1 Ruangan Pengobatan Gigi
b.   Puskesmas Kombos.
1)    Letak Geografis
(a)       Batas-batas wilayah kerja Puskesmas.
(b)      Sebelah Utara                       :  Kecamatan Mapanget.
(c)       Sebelah Selatan                    :  Kecamatan Tikala.
(d)      Sebelah Timur                      :  Kecamatan Wenang.
(e)       Sebelah Barat                       :  Kecamatan Tuminting
 2). Ketenagaan
(a)    Dokter Umum                                 :   4 orang
(b)    Dokter Gigi                                     :   1 orang
(c)    Dokter Tugas Belajar                      :   1 orang
(d)    Tenaga Adminstrasi                        :   2 orang
(e)    SPK                                                 :   1 orang
(f)    SPR                                                 :   3 orang
(g)   Akper                                               :   3 orang
(h)   SPPH                                               :   1 orang
(i)    AKL                                                 :   3 orang
(j)    SPRG                                                            :   1 orang
(k)   AKSI                                                 :   1 orang
(l)    D III Gizi                                          :   1 orang
(m)  D III Farmasi                                     :   1 orang
(n)   D I Kebidanan                                   :   2 orang
(o)   D IV Kebidanan                                :   1 orang
(p)   SPPM                                                            :   1 orang
(Q)  PK                                                     :   1 orang
(r)   SMEP                                                 :   1 orang
(s)   S1 Keperawatan NS                          :   1 orang
(t)   S1 Keperawatan                                 :   1 orang
(u)  D III Kebidanan                                 :   2 orang
d.      Puskesmas Tuminting
1)      Pengenlan Wilayah
(a)    Sebelah Utara                                    :   Kecamatan Bunaken
(b)   Sebelah Timur                                    :   Kecamatan Mapanget
(c)    Sebelah Barat                                                :   Teluk Manado
(d)   Sebelah Selatan                                 :   Kecamatan Singkil dan Kecamatan Wenang
2)      Luas Wilayah                                         :   416.94  ha
(a)       Kelurahan Bitung Karang Ria        : 37,8  ha = 9,06%
(b)      Kelurahan Islam                             : 30,0  ha = 7,19%
(c)       Kelurahan Sindulang I                   : 22,6  ha = 5,41%
(d)      Kelurahan Sindulang II                  : 110,  ha = 2,63%
(e)       Kelurahan Tuminting                      : 43,83 ha = 1,51 %
(f)       Kelurahan Mahawu                        : 74,44 ha = 17,85%
(g)      Kelurahan Sumompo                      : 127,67 ha = 30,61%
(h)      Kelurahan Maasing                         : 17,3  ha = 6,54%
(i)        Kelurahan Tumumpa I                    : 22, 0 ha = 5,27 %
(j)        Kelurahan Tumumpa II                  : 17,1  ha = 4,10%
3)      Ketenagaan
(a)       Dokter Umum                                : 4 orang
(b)      Dokter Gigi                                    : 1 orang
(c)       Bidan                                              : 6 orang
(d)      SPK Kebidanan                              : 1 orang
(e)       Perawat                                           : 18 orang
(f)       Pekarya                                           : 4 orang
(g)      Asisten Apoteker                            : 2 orang
(h)      Kesmas                                           : 1 orang
(i)        Sanitarian                                        : 2 orang
(j)        Gizi                                                 : 2 orang
(k)      Perawat Gigi                                   : 2 orang
(l)        Staf                                                 : 1 orang
4)         Sarana dan Prasarana
(a)       Puskesmas Pembantu                       : 7
(b)      Posyandu                                         : 48
(c)       POD                                                 : -
(d)      Rumah Sakit Swasta                        : 1
(e)       Poliklinik Swasta                             : 1
(f)       Dokter Praktek Swasta                    : -
(g)      Laboratorium Klinik                        : 1

B.     Gambaran Umum Responde

1        Distribus Umur Responden
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner Tingkat Umur Responden Sebagian Besar berumur 21 – 30  tahun dengan junmlah 15 responden ( 60% ),  30-40  tahun dengan jumlah 13 responden ( 52% ), 40  tahun dengan jumlah 2 orang ( 8 % ).


Gambar 2. Distribusi Tingkat Umur Responden di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado 2011



b. Distribus Tingkat Pendidikan responden
Berdasarkan Gambar  diatas tampak bahwa  Pendidikan Responden sebagian besar adalah  D1 yaitu 6 orang  (24 %), D III 17 orang ( 68% ), D4 2 orang  (8 %) dari 25 responden.

Gambar 3. Distribusi Pendidikan responden di Puskesmas Rawat Inap Kota Manado pada bulan Juli 2011

a.         Distribusi Peran Sebagai Pendidik


Maka dilihat dari Gambar 2, menunjukan bahwa Peran Bidan sebagai Pendidik tentang ASI Eksklusif  adalah baik dengan 18  responden (72%),  cukup responden 2 (8%) dan kurang 5 responden (20%) dari 25 responden.

Gambar 4. Peran Bidan Sebagai Pendidik di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado pada bulan juli 2011

b.      Distribusi Peran  Bidan Sebagai Pelaksana
Maka dilihat dari Gambar 2, menunjukan bahwa Peran Bidan sebagai Pelaksana tentang ASI Eksklusif  adalah cukup dengan baik 8 responden (32%),  cukup responden 12 (48%) dan kurang 5 responden (20%) dari 25 responden
 














Gambar .5 Peran Bidan Sebagai Pelaksana di Puskesmas Rawat Inap Wilayah Kota Manado pada bulan juli 2011

C.Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data pada bidan yang bertugas di Puskesmas-Puskesmas rawat inap di Wilayah Kota Manado yaitu 25 orang sebagai responden, dengan menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan, pada kuesioner ditanyakan  hal-hal yang berkaitan dengan peran bidan sebagai pendidik dan pelakasana dalam pemberian ASI Eksklusif.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapatkan langsung dari responden melalui kuesioner Tingkat Umur Responden Sebagian Besar berumur < 21 tahun dengan junmlah 15 responden ( 60% ), > 30 tahun dengan jumlah 12 responden ( 48% ), > 40 tahun dengan jumlah 2 orang ( 8 % ), > 60 tahun dengan jumlah 1 orang ( 1% ).
Dilihat dari tingkat pendidikan sebagian  besar responden berpendidikan D III yaitu sebanyak 17 responden,D I  6 Responden dan D4 sebanyak 2 responden. Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan (perilaku) kearah yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan dalam sumber daya manusia (tenaga) sehingga tenaga tersebut mampu melaksanakan tugas yang dibebankan (Anonim 2008).
 Dari hasil yang didapat dari kuesioner  Peran Bidan sebagai Pendidik  sebagian besar  baik  yaitu 18 responden, kemudian cukup 2 responden dan Peran Bidan Sebagai Pendidik  yang  kurang yaitu 3 responden. Berdasarkan hasil jawaban  dari responden yaitu pada umumnya baik. Bidan Sebagai pendidik berperan baik.
Dari hasil yang didapat dari kuesioner Peran Bidan sebagai Pelaksana kurang, dengan baik yaitu  8 orang responden, Kemudian cukup 12 orang dan kurang 5 responden. Berdasarkan hasil jawaban dari responden yaitu Cukup. Diharapkan  bidan dapat melaksanakan pelayanan yang baik demi mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya yakni dengan pemberian ASI Eksklusif yang sangat penting bagi ibu dan bayi dimana bayi bisa mendapatkan banyak manfaat dari pemberian ASI Eksklusif  bahkan kolostrum , begitu pula dengan manafaat yang dapat di peroleh bagi ibu dengan memberikan ASI secara Eksklusif. Penggunaan susu formula tidak dianjurkan.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum masuk pada tahap pembagian kuesioner atau jalannya penelitian untuk mendapatkan hasil  data yang diperoleh, pada ibu nifas dan bayi baru lahir yang dilakukan oleh bidan yang bertugas sebagian dalam Pemberian ASI secara Eksklusif  tidak pernah dilakukan oleh Bidan yang bertugas, sehingga penulis sangat tertarik untuk mengangkat masalah Peran pemberian ASI Eksklusif . Hasil observasi sebelumnya didapati bahwa ibu nifas kurang  diberikan  penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan gencar mempromosikan susu formula.